Terpaksa Berhenti Mengajar, Guru Honorer Ini Butuh Bantuan Pengobatan
Sukabuminow.com || Sugiyem, guru honorer SD yang berhenti karena penyakit asam urat dan gula darah kering mengaku tak kuasa menahan haru saat siswanya datang ke rumah minta diajarkan seperti sebelumnya di sekolah.
“Suka tidak tahan air mata ketika ada anak yang datang ke rumah meminta diberikan pelajaran. Padahal kan saya sudah tidak mengajar lagi karna kondisi kesehatan. Tetapi anak masih kerap datang karena alasan suka dengan pelajaran yang saya berikan,” ujar Sugiyem saat ditemui di rumahnya, Kampung Padaasih, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (15/12/23).
Ya, Sugiyem yang didera penyakit hingga harus pensiun dalam kategori honorer yang secara otomatis tidak mendapatkan apa-apa. Beda dengan teman seangkatannya yang sudah ASN atau P3K. Kondisi perempuan kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta tahun 1963 ini memprihatinkan. Sudah tidak mengajar, diuji dengan penyakit pula.
Baca Juga :
Padahal, sebelum sakit, Sugiyem sudah 40 tahun mengabdikan diri di dunia pendidikan sebagai guru. Dimulai tahun 1982 hingga tahun 2022. Bahkan awalnya, ia sempat mengajar tanpa menerima gaji.
“Dulu ketika saya mulai mengajar di sekolah tanpa ada gaji. Karena dulu kan belum ada dana pemerintah yang masuk ke sekolah. Tetapi saya ikhlas saja karena kasian anak membutuhkan guru,” ujarnya.
Baca Juga :
“Ketika mulai ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah) baru mendapatkan upah atau honor sebesar 350 ribu rupiah per bulan. Dan Alhamdulillah mulai dapat lumayan besar 500 ribu rupiah. Eh saya keburu sakit, jadi berhenti mengajar,” tuturnya.
Kini, Sugiyem hanya berkutat dengan penyakit yang dideritanya. Dalam hatinya, ia ingin tetap mengajar. Namun kenyataan berkata lain.
“Saya sekarang hanya bisa pasrah dengan takdir yang Allah berikan. Walaupun kadang hati ini masih meronta ingin mengajar. Teman saya ada yang bernasib baik diangkat oleh pemerintah dan mendapatkan gaji rutin. Saya hanya duduk dan menjalani kehidupan dengan penyakit yang diderita,” ungkapnya.
Sugiyem berharap, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pendidikan bisa sedikit memberikan bantuan untuk pengobatan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya di dunia pendidikan.
“Alhamdulillah kemarin dari K3S Kecamatan Simpenan ada yang datang memberikan bantuan. Kalau dari dinas mah belum ada. Mungkin tidak tahu atau gimana, yang jelas saya berharap ada bantuan untuk pengobatan. Kalau sembuh, saya ingin sekali mengabdikan diri lagi untuk pendidikan,” pungkasnya. (Edo)
Editor : Mulya H