Tragedi Air Keras di Sukabumi : Kisah Heroik Anak Melindungi Ibu dari Kekejaman Ayah Tiri

Sukabuminovw.com || Sebuah tragedi menggemparkan terjadi di Kampung Dukuh Nara, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Minggu (29/12/24) pagi, kedamaian desa kecil itu dipecahkan oleh jeritan memilukan seorang ibu dan dua anaknya. Muhammad Syarif Alfian (18 th) dan Angga Juliana Suakir (11 th) berjuang melindungi ibu mereka, Dedeh Kurniasih (46 th), dari tindakan kejam ayah tiri mereka, Gagan (59 th), yang dengan bengis menyiramkan air keras ke tubuh istrinya.
Diketahui, aksi biadab ini dipicu oleh rasa cemburu membabi buta yang menguasai hati Gagan. Dengan tuduhan tak berdasar bahwa istrinya berselingkuh, Gagan merencanakan serangan ini dengan dingin. Botol berisi air keras yang ia beli secara daring menjadi alat kejahatan yang merusak tidak hanya tubuh istrinya tetapi juga menghancurkan kehidupan keluarganya.
Berita Terkait :
Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, mengungkapkan bahwa dua anak tiri Gagan turut menjadi korban saat mencoba melindungi ibu mereka dari siraman cairan berbahaya itu, Ketiganya langsung dilarikan ke RS Sekarwangi dalam kondisi kritis. “Tindakan heroik kedua anak ini membuat mereka menderita luka bakar akibat air keras Mereka adalah simbol keberanian dalam tragedi ini,” ujar Samian kepada awak media, Selasa (31/12/24).
Beruntung, berkat kesigapan polisi, Gagan berhasil diamankan kurang dari satu jam setelah kejadian. Barang bukti berupa pakaian korban, botol kosong bekas air keras, dan handphone pelaku turut disita untuk proses penyidikan. “Pelaku kami jerat dengan Pasal 44 ayat (1) dan (2) juncto Pasal 5 huruf (a) UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Ancam maksimalnya hukuman 10 tahun penjara,” tambahnya.
Saat diwawancarai, Gagan yang wajahnya menunjukkan penyesalan mengungkapkan alasan di balik perbuatannya. “Saya melakukan itu setelah melihat video viral Agus yang matanya disiram air keras,” ujarnya, sambil menahan rasa sakit akibat luka melepuh di tubuhnya akibat percikan air keras tersebut.
Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat bahwa kekerasan dalam rumah tangga bukan hanya soal konflik pribadi, melainkan juga ancaman terhadap nyawa dan masa depan keluarga. Kehilangan kepercayaan, emosi tak terkendali, dan keputusan keliru telah mengubah hidup tiga orang menjadi mimpi buruk yang tak pernah mereka bayangkan. (Edo)
Editor : Andra Permana