Ponpes di Kadudampit Terima Bantuan Kemenperin RI, Sekda : Teruskan Percontohan Ini

Sukabuminow.com || Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mendampingi Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Reni Yanita, berkunjung ke Pondok Pesantren Salafi Terpadu Darussyifa Al Fithroh Perguruan Islam Yaspida Sukabumi di Kecamatan Kadudampit, Kamis (30/11/23).

Kunjungan tersebut merupakan tindaklanjut usai penyerahan bantuan peralatan atau mesin biogas dan pupuk organik kepada pesantren tersebut beberapa waktu lalu. Bantuan tersebut merupakan program Santripreneur dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Baca Juga :
- Puncak Hari Bakti PU Ke-78, Bupati Sukabumi Antar Kadis PU Pensiun
- Selidiki Dampak Ledakan Tabung CNG di Cibadak, KNKT Gelar Investigasi
Berdasarkan data yang dihimpun, Pondok Pesantren Salafi Terpadu Darussyifa Al Fithroh Perguruan Islam Yaspida Sukabumi merupakan satu dari enam ponpes di Indonesia yang mendapatkan bantuan.
Dalam sambutannya, Ade berterima kasih kepada Kementerian Perindustrian RI atas bantuannya untuk ponpes yang ada di Kabupaten Sukabumi. Selain itu, Ade juga berterima kasih kepada Pondok Pesantren Salafi Terpadu Darussyifa Al Fithroh Perguruan Islam Yaspida Sukabumi yang telah menjadi percontohan.
“Teruskan percontohan ini. Semua ini merupakan kebanggaan dan syukur nikmat,” ujarnya.
Ia berharap, program tersebut terus berjalan bahkan berkembang hingga ke pesantren lainnya di Kabupaten Sukabumi. “Kabupaten Sukabumi ini luas, kalau bisa programnya terus berkembang bahkan bisa ke wilayah selatan Kabupaten Sukabumi,” harapnya.
Sementara itu Reni Yanita mengatakan, program ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan bonus demografi. Selain itu, sebagai upaya agar pesantren lebih mandiri.
“Program ini untuk mendorong wirausaha baru dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada para santri,” ungkapnya.
Ia menegaskan, tidak serta merta semua pesantren mendapatkan program tersebut. Sebab terdapat kriteria khusus bagi pesantren yang akan mendapatkan program ini.
“Salah satu syaratnya, pesantren harus memiliki kurikulum kejuruan atau kewirausahaan. Apalagi pesantren tidak sekadar diberi fasilitas. Para santrinya mendapatkan pelatihan juga,” bebernya.
Sejauh ini, telah ada 101 pesantren yang mendapatkan program tersebut. Terhitung sejak 2013 hingga 2022 lalu.
“Kalau tahun ini ada enam pesantren. Salah satunya di sini,” terangnya.
“Kami di kementerian masih banyak program yang bisa dikerja samakan. Semoga program ini sukses dan pesantren bisa mengadopsi program lainnya di kementerian,” bebernya. (Ridwan HMS)
Editor : Andra Permana