AdvertorialKabupaten SukabumiPemerintahanSosial

Ketika Harapan Dimulai dari Sebuah Seragam

Sukabuminow.com || Minggu (5/1/25) pagi di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, suasana penuh duka masih terasa di Kampung Cisarakan. Bekas tanah longsor yang meluluhlantakkan sebagian wilayah itu menyisakan reruntuhan rumah dan kenangan pahit bagi para korban. Namun, di tengah kehancuran itu, ada secercah harapan yang hadir.

Tadi pagi, rombongan komunitas RX Kings sewilayah Jawa Barat tiba dengan membawa sesuatu yang sederhana namun berarti, seragam sekolah. Bagi banyak orang, mungkin seragam hanya sekadar pakaian. Tapi bagi anak-anak yang kehilangan segalanya, itu adalah simbol bahwa mereka masih bisa kembali menata hidup.

Daeng Sutisna, Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, dengan suara tegas namun penuh empati, mengawal penyaluran bantuan itu.

“Sebanyak 99 seragam sekolah untuk jenjang SD, SMP, dan SMA diserahkan hari ini,” ungkapnya, mencoba menyampaikan kabar baik di tengah situasi yang serba sulit.

Tidak hanya itu, penyaluran bantuan juga menjadi momen kebersamaan berbagai pihak. Unsur Forkopimcam Simpenan, Satpol PP, P2BK, Babinsa, Bhabinkamtibmas, perangkat desa, hingga perwakilan PGRI hadir untuk memastikan bantuan tersampaikan dengan baik. Bahkan, wali siswa dan beberapa siswa turut hadir, menatap seragam yang kelak akan mereka kenakan dengan mata berbinar.

Di sisi lain, Cecep Supriadi, Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Kecamatan Simpenan, menyampaikan rasa syukur yang mendalam. “Bantuan ini sangat berarti, terutama bagi anak-anak yang harus kembali bersekolah esok hari. Ini lebih dari sekadar seragam, ini adalah dukungan moral bagi mereka untuk bangkit,” ucapnya.

Namun, kisah ini tidak bermula dari momen haru penyerahan bantuan. Semua berawal dari malam mengerikan saat tanah longsor menerjang Desa Loji. Hujan deras yang tak henti selama berhari-hari membuat tanah di lereng bukit tak mampu menahan beban. Dalam sekejap, longsor meruntuhkan harapan banyak keluarga.

Kini, di awal tahun yang penuh tantangan, Desa Loji mencoba bangkit. Seragam-seragam itu, meskipun sederhana, menjadi lambang harapan. Anak-anak yang kehilangan rumah dan barang-barang berharga kini memiliki sesuatu untuk menyongsong hari esok.

“Di tengah bencana, kepedulian menjadi cahaya. Dan di Desa Loji, cahaya itu mulai kembali menyala,” pungkas Cecep. (Ade F)

Editor : Andra Permana

Berita Terkait

Back to top button