Malam Mencekam, Jalan Rusak, dan Kisah Dua Sisi di Caringin Sukabumi
Sukabuminow.com || Jumat (3/1/25) malam itu, langit di Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berselimut gelap pekat. Di sebuah jalan kecil yang sunyi, M. Sahrul, warga Kampung Kaum Kaler, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, berjalan bersama seorang teman. Rencana sederhana untuk memasak di rumah temannya berubah menjadi malam penuh ketegangan.
“Sekitar pukul 21.00, tiba-tiba delapan motor menghadang kami,” ucap Sahrul Sabtu (4/1/25) pagi.
Dengan suara gemetar, ia menggambarkan kejadian yang menurutnya seperti mimpi buruk. Tiga dari delapan pengendara itu menyerang tanpa ampun. Kakinya terluka parah akibat sabetan senjata tajam. Untung saja, beberapa warga muncul, memaksa kelompok bermotor itu pergi meninggalkan korban.
Namun, cerita Sahrul tidak berhenti di situ. Temannya berhasil melarikan diri, dan motor mereka—yang mati mesin—tidak diambil oleh para penyerang. Dengan penuh keberanian, ia melaporkan insiden tersebut ke Polsek Caringin.
Akan tetapi, cerita berbeda muncul dari Kapolsek Caringin, Ipda Sugiarto. Dalam keterangan yang diberikan kepada media, Sugiarto membantah keras adanya penyerangan. “Tidak ada pembegalan atau pembacokan,” tegasnya.
Menurut hasil penyelidikan polisi, insiden tersebut bermula dari rombongan 12 motor, termasuk Sahrul di antaranya, yang sedang melakukan konvoi di jalanan. Warga sekitar yang merasa terganggu oleh kebisingan mencoba menghentikan mereka. Di tengah keributan itu, Sahrul justru terjatuh dari motornya karena jalanan yang rusak dan berakhir di jurang kecil.
“Awalnya kami menerima laporan tentang kegaduhan pukul 21.09. Setelah sampai di lokasi, ditemukan dua motor yang diamankan warga,” ungkap Sugiarto.
Namun, saat pemeriksaan lebih lanjut, saksi-saksi menyebut bahwa tidak ada serangan seperti yang diklaim. Luka-luka yang diderita Sahrul, menurut polisi, hanyalah akibat jatuh dari motor.
Pertanyaannya kini, mengapa Sahrul mengaku diserang? Sugiarto menduga bahwa pernyataan tersebut adalah hasil karangan belaka. “Korban menyampaikan cerita yang tidak benar,” katanya dengan tegas.
Sahrul tetap kukuh pada ceritanya, seolah ada sesuatu yang ia sembunyikan atau justru takut diungkapkan. Sementara itu, polisi dan warga sekitar yakin bahwa tidak ada pembegalan yang terjadi malam itu.
Malam penuh misteri itu menyisakan dua cerita berbeda. Apa yang sebenarnya terjadi di jalan sunyi Kecamatan Caringin? Sahrul, jalan rusak, atau delapan motor misterius? Hanya waktu yang mampu mengungkapkan kebenarannya. (Edo)
Editor : Andra Permana