Inovasi GEOPARK Disperkim Kabupaten Sukabumi Kantongi Sertifikat Penghargaan
Sukabuminow.com || Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi salah satu Perangkat Daerah yang meraih predikat Inovatif dalam Anugerah Sukabumi Innovation Award 2024. Adapun inovasi yang dimaksud yakni Gerakan Optimalisasi Penanganan Partisipatif Kawasan Kumuh (GEOPARK).
Sekretaris Disperkim Kabupaten Sukabumi, Herdiawan Waryadi mengatakan, pihaknya masuk dalam 20 besar Perangkat Daerah Inovatif untuk inovasi GEOPARK tersebut. Sebuah sertifikat penghargaan diterima pihaknya dari Bappelitbangda Kabupaten Sukabumi sebagai tanda Perangkat Daerah Inovatif tersebut di Bale Pangripta Bappelitbangda, Jajaway, Palabuhanratu, Rabu (18/12/24).
“Inovasi GEOPARK ini digunakan dalam peningkatan kualitas penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Sukabumi yang mencakup tujuh kecamatan, 58 desa, dan tiga kelurahan.”
“Pengembangan inovasi ini dilatar belakangi oleh adanya indikator yang tidak sesuai dengan standar. Ada tujuh indikator yang harus diperbaiki sehingga menjadi sesuai standar di kawasan kumuh perkotaan,” tutur Herdi.
Tujuh indikator yang dimaksud Herdi tersebut antara lain : Bangunan hunian yang tidak memiliki keteraturan yang mencapai angka 75 persen, serta bangunan hunian yang memiliki atap, lantai, dinding, namun tidak sesuai persyaratan teknis yang mencakup 26 persen; Kawasan permukiman yang tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai yang mencapai 47 persen;
Selanjutnya, Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman dengan kualitas buruk yang mencapai 10 persen;
Penyediaan air minum masyarakat yang tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60 liter/detik/orang dengan angka 46 persen;
Selain itu, Bangunan hunian permukiman tidak memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan tanki septic sebanyak 52 persen; Kekurangan modal untuk alat produksi, tempat, pengemasan, dan promosi/pemasaran juga menjadi salah satu latar belakang digagasnya inovasi GEOPARK; dan terkahir, Tantangan era globalisasi dan teknologi informasi dan persaingan ekonomi.
“Keunggulan dari GEOPARK ini adalah dengan pendekatan slum alleviation. Sehingga fokus dalam penanganan permukiman kumuh eksisting sekaligus mencegah terbentuknya permukiman kumuh baru melalui pendekatan slum upgrading yang komprehensif, urban renewal, penataan permukiman kumuh ilegal, serta penyediaan perumahan dan permukiman baru atau public housing,” kata Herdi, Rabu (6/11/24).
Herdi menegaskan, inovasi GEOPARK akan membawa sejumlah keuntungan bagi kawasan kumuh di Kabupaten Sukabumi. Keuntungan tersebut mencakup Peningkatan Kualitas Permukiman dan Infrastruktur Permukiman; Peningkatan Kualitas Lingkungan; Pengembangan Ekonomi Sirkular;
Penguatan Kapasitas Komunitas Keswadayaan; Pengembangan Wisata Ekonomi Edukatif;
Pengembangan Usaha Agribisnis pertanian, perternakan dan perikanan; dan
Penataan Ruang Terbuka Hijau.
“Konsep penanganan kawasan prioritas GEOPARK ini diuraikan sesuai konsep kawasan dengan tiga startegi untuk pencapaian tujuan, yaitu Basic Needs,
Strategic Concept, dan Core Goalls. Sehingga akan lebih jelas, rapi, dan tertata, dalam penanganannya,” jelasnya.
Ia meyakini, inovasi GEOPARK tersebut dapat meningkatkan kualitas permukiman kumuh, dan meningkatkan kualitas permukiman kumuh khususnya Desa Warnasari sebagai koridor atau pilot project kota dan kawasan ekonomi edukatif.
“Kami berharap seluruh tujuan dalam penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Sukabumi tercapai dan sesuai dengan rencana. Tentu kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tentunya dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi,” tandasnya. (Ade F)
Editor : Andra Permana