AdvertorialKabupaten SukabumiPemerintahanPeristiwa

Sukabumi Dilanda Banjir dan Longsor, Lima Meninggal, Empat Hilang, Akses ke Desa Terisolasi

Sukabuminow.com || Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi tanpa henti sejak Kamis (6/3/25) memicu banjir dan longsor di berbagai wilayah. Data terbaru mencatat lebih dari 4.500 jiwa terdampak, dengan 1.424 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal atau harus mengungsi.

Bencana ini melanda 19 titik di 10 desa, tersebar di tiga kecamatan, yakni Simpenan, Palabuhanratu, dan Lengkong. Banjir yang meluap dan tanah longsor yang menerjang rumah-rumah warga merenggut lima nyawa, sementara empat orang masih hilang dan dalam pencarian tim SAR.

“Hujan deras memicu peningkatan volume air dan longsor di berbagai titik. Tim gabungan masih berusaha mencari korban hilang, terutama di area terdampak longsor besar,” ujar Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, Senin (10/3/25).

Daftar Korban Jiwa

BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat lima korban tewas akibat banjir dan longsor:

  1. Eneng Santi (40 th) – Palabuhanratu
  2. Siti Nurul Awalia (8 th) – Palabuhanratu
  3. Nendi Saputra (7 th) – Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan
  4. Ooy (69 th) – Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan
  5. Yayar (70 th) – Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan

Sementara itu, empat warga masih hilang, terdiri dari satu anak dan tiga orang dewasa. Enam orang mengalami luka-luka, dua di antaranya dalam kondisi kritis dan mendapatkan perawatan intensif.

Ratusan Rumah Rusak, Infrastruktur Lumpuh

Bencana ini juga merusak 355 rumah, dengan rincian:

  • 95 rumah rusak berat
  • 110 rumah rusak sedang
  • 150 rumah rusak ringan

Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan:

  • 17 jembatan rusak
  • 3 sekolah terdampak
  • 2 tempat ibadah terdampak
  • 310 hektare sawah dan lahan pertanian terendam
  • 27 titik jalan tertutup longsor

Dampak terparah terjadi di Kecamatan Simpenan dan Lengkong, menyebabkan akses ke beberapa desa terputus total.

Simpenan dan Lengkong, Wilayah Paling Parah

  1. Kecamatan Simpenan
  • Pengungsi: 140 jiwa (46 KK)
  • Kerusakan rumah: 34 rusak berat, 23 rusak sedang, dan 9 rusak ringan

Akses jalan dan jembatan:

  • Jalan Babakan-Wareng tertutup longsor
  • Jembatan Cidadap putus, menyebabkan desa-desa terisolasi
  • Kampung terdampak: Ciseupan, Babakan Wareng, Babakan Pendeuy, Cikadaka, Babakan Jeruk Mipis, Babakan Cisarua, Babakan Jadi, Kawung Luwuk
  1. Kecamatan Lengkong
  • Pengungsi: 46 jiwa (37 KK)
  • Kerusakan rumah: 31 rusak berat, 82 rusak sedang, dan 137 rusak ringan.
  • Akses jalan dan jembatan: 27 titik longsor menutup jalan utama, 16 titik jembatan terdampak.
  • Dua titik longsor besar di Wangun dan Cimonyet menutup jalan sepanjang 250 meter dengan ketebalan material mencapai 7 meter

Sementara itu di Kecamatan Palabuhanratu, meskipun 30 rumah rusak berat, akses jalan dan jembatan masih relatif aman.

Upaya Evakuasi dan Penanganan Darurat

BPBD Kabupaten Sukabumi telah berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD Jawa Barat dalam upaya evakuasi dan pemulihan pascabencana.

“Saat ini, prioritas utama kami adalah pencarian korban hilang, evakuasi warga terdampak, serta pembukaan akses jalan yang tertutup longsor,” jelas Daeng Sutisna.

BPBD mengimbau masyarakat di daerah rawan bencana untuk tetap waspada, mengingat potensi hujan lebat masih ada dalam beberapa hari ke depan.

“Warga yang tinggal di lereng tebing dan bantaran sungai diharapkan lebih berhati-hati,” tambahnya.

Harapan untuk Bantuan dan Pemulihan

Ribuan warga kini sangat membutuhkan bantuan, terutama logistik, selimut, makanan siap saji, serta alat berat untuk pembersihan longsor. Pemerintah daerah bersama relawan dan berbagai lembaga kemanusiaan telah mulai menyalurkan bantuan ke wilayah terdampak.

Namun, upaya pemulihan masih akan memakan waktu, terutama untuk membuka kembali akses ke desa-desa yang terisolasi akibat jembatan putus dan longsor besar.

Duka menyelimuti Sukabumi. Harapan pun menggantung di langit yang masih mendung. Akankah bencana ini segera berlalu, ataukah derita warga masih akan bertambah? (Edo)

Redaktur : Andra Permana

Berita Terkait

Back to top button