Teror Banjir Kampung Cijambe Palabuhanratu: Sungai Cigangsa Mengamuk, Jembatan Lenyap Disapu Air

Sukabuminow.com || Hujan deras mengguyur Palabuhanratu sejak selepas berbuka puasa, Kamis (6/3/25). Langit yang awalnya tenang berubah muram. Petir menyambar dan butiran hujan turun dengan intensitas yang semakin menggila.
Tak butuh waktu lama, Sungai Cigangsa di Palabuhanratu meluap. Air berwarna cokelat pekat membawa arus deras yang kian membesar. Warga Kampung Cijambe RT 01/17 tak pernah menyangka, malam yang seharusnya tenang berubah menjadi malam penuh teror.
“Air datang begitu cepat!” teriak seorang warga, matanya penuh kepanikan.
Dalam hitungan menit, air menerjang pemukiman. Warga yang masih beraktivitas di dalam rumah sontak panik. Ada yang berusaha menyelamatkan barang-barang berharga, ada pula yang hanya bisa terpaku, menyaksikan air yang semakin tinggi menggenangi lantai rumah mereka.
Andra Permana, seorang warga, hanya bisa meratapi laptop dan printer kesayangannya yang kini terendam lumpur. Sementara itu, Awan Gunawan tak mampu berbuat banyak ketika air dengan kasar menjebol pintu rumahnya. Ia mundur beberapa langkah, lalu terduduk, seolah tak percaya bahwa rumahnya kini hanyalah lautan genangan kotor.
Di sudut lain, Mak Iyos menatap pasrah. Rumah kontrakannya yang sederhana kini terendam setinggi dada. Tak ada lagi tempat yang kering. “Ya Allah, ini lebih parah dari Desember lalu…” gumamnya, dengan suara bergetar.
Ketegangan semakin memuncak ketika Buyung mendengar suara buruk: jembatan penghubung antara Kampung Cijambe dan Kampung Gumelar runtuh! Hancur, lenyap disapu amukan air. Warga yang biasa melintasi jembatan itu setiap hari kini hanya bisa menatap sungai yang beringas, seakan menelan apapun yang menghalangi jalannya.
Di tengah kepanikan itu, satu hal yang patut disyukuri, tidak ada korban jiwa. Tapi trauma yang ditinggalkan begitu mendalam.
Hujan akhirnya mulai reda sekitar pukul 23.00 WIB. Warga yang masih terguncang mulai bergegas membersihkan rumah mereka. Lumpur tebal menutupi lantai, air masih menggenang di beberapa sudut. Lelah dan kantuk bercampur menjadi satu, tapi mereka harus terus bergerak.
Ketika waktu sahur tiba, sebagian warga masih berjibaku membersihkan rumah mereka. Namun, alarm ketakutan kembali berbunyi ketika hujan deras kembali mengguyur pukul 05.00 WIB. Warga hanya bisa menatap langit dengan perasaan was-was, berharap sungai tidak kembali mengamuk.
Syukur, kali ini air tidak lagi naik. Namun sisa-sisa bencana masih jelas terlihat, rumah-rumah yang porak-poranda, jembatan yang lenyap, jalan setapak kampung yang kini banyak berlubang, serta harapan warga yang kini hanya bisa berdoa agar bencana ini tak terulang kembali.
Banjir ini bukan hanya terjadi di Kampung Cijambe. Hampir seluruh wilayah Kecamatan Palabuhanratu terdampak. Entah berapa banyak kerugian yang harus ditanggung. Namun satu yang pasti, mereka tak ingin peristiwa ini menjadi siklus yang terus berulang. (Edo)
Editor : Mulya H