AdvertorialKabupaten SukabumiSeni Dan Budaya

Seren Taun ke-657 di Kasepuhan Gelar Alam Sukabumi, Warisan Budaya yang Tetap Lestari di Tengah Arus Modernisasi

Sukabuminow.com || Perayaan Seren Taun ke-657 di Kasepuhan Adat Banten Kidul, tepatnya di Kasepuhan Gelar Alam, Kabupaten Sukabumi, berlangsung khidmat dan meriah. Ribuan masyarakat dari berbagai daerah, baik warga lokal maupun wisatawan luar daerah, memadati area Imah Gede, pusat kegiatan adat yang menjadi saksi sakralnya prosesi Ngadiukeun Pare (Naikin Padi) ke Leuit Si Jimat.

Prosesi yang dipimpin langsung oleh Sesepuh Adat Abah Ugi Sugriana Rakasiwi ini menjadi puncak acara yang dinantikan masyarakat. Momen ngadiukeun padi—yakni menaikkan hasil panen ke lumbung suci sebagai simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta—menandai wujud harmoni antara manusia, alam, dan Sang Hyang Tunggal dalam tradisi Kasepuhan Banten Kidul.

Suasana sakral berpadu dengan kemeriahan pertunjukan tradisional. Sejak pagi, berbagai kesenian khas Sunda menghiasi upacara adat, mulai dari debus, dogdog lojor, angklung buhun, hingga rengkong—yakni parade mengangkat ikatan padi (pocongan) di pundak sambil digoyang dengan irama khas kasepuhan.

Momen yang paling mencuri perhatian pengunjung adalah ketika anak-anak turut menjadi peserta rengkong, menandakan semangat regenerasi dan pelestarian budaya sejak dini. Keunikan dan kekayaan tradisi ini pun membuat banyak wisatawan kagum dan mengabadikan momen tersebut.

Dalam kesempatan itu, Bupati Sukabumi Asep Japar, yang akrab disapa Asjap, turut hadir dan menyampaikan apresiasi serta dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Seren Taun Gelar Alam ke-657.

“Alhamdulillah, kita baru saja menyaksikan pelaksanaan Seren Taun Gelar Alam yang ke-657. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi bentuk nyata dari pelestarian budaya lokal yang harus dijaga agar tidak luntur oleh pengaruh budaya luar,” ujar Asjap, Minggu (5/10/25).

Menurutnya, keberadaan Kasepuhan Adat Banten Kidul merupakan aset berharga bagi Kabupaten Sukabumi, baik dari sisi budaya maupun pariwisata. Oleh sebab itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung berbagai kegiatan adat yang menjadi warisan leluhur.

“In Syaa Allah, Pemerintah Kabupaten Sukabumi akan terus mendukung penuh setiap kegiatan budaya di kampung adat seperti di Kasepuhan Gelar Alam ini. Ini adalah warisan nenek moyang yang harus kita rawat bersama,” tambahnya.

Asjap juga menekankan bahwa Kasepuhan Banten Kidul telah diakui sebagai warisan budaya tak benda, sehingga seluruh elemen masyarakat diharapkan ikut berperan dalam menjaga keaslian adat, nilai, dan filosofi yang terkandung di dalamnya.

“Kasepuhan ini adalah kebanggaan kita bersama. Keaslian adat dan budaya di sini harus benar-benar dijaga agar tidak pudar, sebab inilah jati diri bangsa dan sumber kearifan lokal yang luar biasa,” pungkasnya.

Seren Taun ke-657 tahun 2025 ini bukan hanya menjadi momentum syukur atas panen dan karunia alam, tetapi juga menjadi wujud nyata pelestarian budaya Sunda di Sukabumi. Tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkuat posisi Sukabumi sebagai destinasi wisata adat dan kearifan lokal di Jawa Barat.

Reporter: Edo
Redaktur: Andra Permana

Berita Terkait

Back to top button

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!